Apa itu OOP dan Mengapa Penting?

Selamat datang di kursus online Pemrograman Berorientasi Objek dengan Java.

Kursus ini cukup panjang dan penuh tantangan, tapi juga sangat menyenangkan—terutama kalau kamu suka membongkar cara kerja program di balik layar. Jadi, pastikan kamu sudah duduk di tempat yang nyaman, siapkan minuman favoritmu, dan mari kita mulai pelan-pelan, dari dasar yang paling penting.

Di submodul ini, kita akan membahas satu pertanyaan fundamental:

“Apa itu OOP?”
dan tentu saja…
“Kenapa sih OOP itu penting banget untuk dipelajari?”

Bayangkan Program Sebagai Kumpulan Objek

Coba bayangkan kamu sedang membuat game. Di dalam game itu, ada pemain, musuh, senjata, dan mungkin juga kucing yang bisa bicara. Masing-masing dari mereka punya data dan tingkah laku sendiri.

Nah, dalam Object-Oriented Programming (disingkat OOP), kita bisa membuat semua hal itu jadi lebih mudah ditangani. Caranya? Dengan menjadikan mereka sebagai objek.

Objek ini dibuat dari class, semacam cetakan atau blueprint.
Misalnya:

Class: Kucing
Objek: Kucing bernama “Milo”, umur 2 tahun, suka mengeong setiap pagi.

Dengan pendekatan ini, kita tidak perlu menulis ulang kode yang sama berulang-ulang. Kita cukup membuat class sekali, lalu tinggal “melahirkan” objek sebanyak yang dibutuhkan.

Kenalan Dengan 4 Pilar OOP

Supaya kamu bisa jadi “arsitek kode” yang andal, kamu perlu mengenal empat konsep penting dalam OOP. Kita biasa menyebutnya Empat Pilar OOP:

1. Encapsulation (Enkapsulasi)
   Menyembunyikan hal-hal internal agar tidak diubah sembarangan dari luar.
   Contohnya: saldo rekening bank tidak bisa diakses bebas, harus lewat metode yang aman.
2. Inheritance (Pewarisan)
   Anak mewarisi sifat dari orang tuanya. Dalam OOP, class anak bisa mewarisi atribut dan method dari class induknya.
   Misalnya: class Manajer bisa mewarisi dari class Karyawan.
3. Polymorphism (Polimorfisme)
   Satu perintah, tapi hasilnya bisa beda tergantung siapa yang menjalankannya.
   Misalnya: method suara() pada objek Kucing dan Anjing akan menghasilkan suara yang berbeda.
4. Abstraction (Abstraksi)
   Menyembunyikan kompleksitas, hanya memperlihatkan bagian yang penting saja.
   Contoh: kamu cukup klik tombol “Print” tanpa harus tahu cara kerja printer secara teknis.

(penjelasan detail, akan kita bahas di halaman berikutnya)

Kenapa gak pakai cara lama aja?

Dulu, banyak program ditulis dengan cara prosedural—alias urutan instruksi dari atas ke bawah. Cocok untuk program kecil, tapi makin besar proyeknya, makin ribet juga ngaturnya.

Dengan OOP, semuanya jadi lebih:

• Modular → bisa dikerjakan dan diatur per bagian
• Reusabel → class yang sama bisa dipakai di banyak tempat
• Lebih natural → sesuai cara kita memahami dunia: lewat objek!

Contoh Sederhana

Tanpa OOP:

String nama = "Fika";
int umur = 20;
System.out.println(nama + " berumur " + umur + " tahun.");Code language: JavaScript (javascript)

Dengan OOP:

class Mahasiswa {
    String nama;
    int umur;

    void perkenalan() {
        System.out.println(nama + " berumur " + umur + " tahun.");
    }
}Code language: JavaScript (javascript)

Kelihatan tidak? kalau menggunakan OOP kode kamu bisa lebih rapih dan siap untuk dikembangkan.

Jadi, apa gunanya belajar OOP?

OOP bukan cuma cara lain menulis kode. Ini adalah cara berpikir yang membantu kita:

• Menyusun program dengan struktur yang jelas
• Menghindari duplikasi kode
• Bekerja dalam tim dengan lebih efisien
• Siap menghadapi proyek besar yang kompleks

Dengan belajar OOP, kamu sedang melatih diri jadi programmer sejati. Jadi, selamat mengeksplorasi—karena ini baru permulaan!